Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA, mengatakan, blunder pembagian sembako dan sosok Prabowo menjadi dua penyebab utama kekalahan Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Denny juga mengucapkan selamat kepada pasangan calon no urut 3, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, yang akhirnya berdasarkan hasil hitung cepat (Quick Count) LSI unggul.
"Saya ucapkan selamat, Jakarta punya gubernur baru," ujar Denny JA di antar LSI, dibilangan Rawamangun Jakarta Timur, Rabu (19/4/2017), dikutip Gatra News.
Denny menjelaskan dua faktor besar yang membuat suara pasangan Ahok-Djarot merosot pada Pilkada DKI putaran kedua ini.
Faktor pertama, kata Denny, adalah pembagian sembako secara besar-besaran yang dilakukan oleh pendukung Ahok dalam sepekan menjelang pencoblosan.
"Saya katakan penyebab pertama adalah blunder sembako. Pada hari keenam pendukung Ahok-Djarot sangat masif sekali membagi-bagi sembako di kampung-kampung. Media mengklaim itu dilakukan oleh tim paslon dua, " kata Denny JA.
Faktor kedua, lanjut Denny, adalah sosok Prabowo yang dinilainya mampu memberikan nilai tambah bagi pasangan Anies-Sandi dalam hal kebangsaan.
Selama masa kampanye, Denny melihat sosok Prabowo begitu kuat memberikan dukungan kebangsaan terhadap pasangan Anies - Sandi.
Hal senada dikemukakan Direktur Eksekutif Politica Wave, Yose Rizal. Menurutnya, kemenangan Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno pada Pilkada DKI Jakarta 2017 disebabkan pembentukan opini para buzzer selama masa tenang di media sosial Twitter.
Denny juga mengucapkan selamat kepada pasangan calon no urut 3, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, yang akhirnya berdasarkan hasil hitung cepat (Quick Count) LSI unggul.
"Saya ucapkan selamat, Jakarta punya gubernur baru," ujar Denny JA di antar LSI, dibilangan Rawamangun Jakarta Timur, Rabu (19/4/2017), dikutip Gatra News.
Denny menjelaskan dua faktor besar yang membuat suara pasangan Ahok-Djarot merosot pada Pilkada DKI putaran kedua ini.
Faktor pertama, kata Denny, adalah pembagian sembako secara besar-besaran yang dilakukan oleh pendukung Ahok dalam sepekan menjelang pencoblosan.
"Saya katakan penyebab pertama adalah blunder sembako. Pada hari keenam pendukung Ahok-Djarot sangat masif sekali membagi-bagi sembako di kampung-kampung. Media mengklaim itu dilakukan oleh tim paslon dua, " kata Denny JA.
Faktor kedua, lanjut Denny, adalah sosok Prabowo yang dinilainya mampu memberikan nilai tambah bagi pasangan Anies-Sandi dalam hal kebangsaan.
Selama masa kampanye, Denny melihat sosok Prabowo begitu kuat memberikan dukungan kebangsaan terhadap pasangan Anies - Sandi.
Hal senada dikemukakan Direktur Eksekutif Politica Wave, Yose Rizal. Menurutnya, kemenangan Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno pada Pilkada DKI Jakarta 2017 disebabkan pembentukan opini para buzzer selama masa tenang di media sosial Twitter.
Ia mengemukakan, pihaknya memantau perkembangan percakapan para tim sukses di media sosial Twitter melalui teknologi big data analytics.
Menurutnya, selama masa tenang, tim buzzer Anies-Sandi paling gencar mengajak pengguna Twitter untuk terlibat percakapan.
Dia mengatakan, selama masa tenang tersebut, ada sejumlah perbincangan yang saling menyerang dan mendorong kandidat tertentu.
"Memang kalau kami melihat matrixnya di Big Data Analytics ini, ada cukup banyak perbincangan para kandidat ini, tapi memang yang paling banyak dibicarakan adalah soal pasangan Ahok-Djarot yang membagikan sembako,” jelasnya.
Lembaga survei yang bekerja sama dengan iNews TV dalam menyiarkan hasil quick count Pilkada DKI Jakarta, juga menyebutkan pembagian sembako merupakan blunder.
Alih-alih mampu membujuk pemilih untuk mencoblos Ahok-Djarot, pembagian sembako secara besar-besaran --disebutnya "mengajak sapi dan sembako dalam Pilkada"-- justru membuat kalangan menengah Jakarta menjadi antipati kepada Timses Ahok dan memutuskan dukungannya bagi Anies-Sandi.*