Dalam unggahan di akun Instagram resmi Humas Polda di @humaspoldajabar, menunjukkan sebuah foto polisi yang tengah melakukan konferensi pers penangkapan kelompok pemuda yang malakukan vandalistis.
Dalam foto itu tiga orang polisi tengah menenteng beberapa buku yang salah satunya buku Tere Liye. Di depan ketiga polisi tersebut ada meja yang diatasnya bertuliskan "Barang Bukti".
Di bingkai foto itu, akun resmi Humas Polda Jawa Barat menuliskan "Polres Banjar Bekuk Empat Pelaku Vandalisme".
Postingan yang diunggah pada Minggu (12/4/2020) itu sontak mendapatkan kritik pedas warganet. Judul buku "Negeri Para Bedebah" pun trending.
Polda Jabar Membantah
Kadivhumas Polda Jawa Barat Kombes Sapto Erlangga mengatakan, buku-buku tersebut bukan dijadikan barang bukti, melainkan hanya barang-barang yang diamankan dari ketiga tersangka."Ya itu kan yang diamankan. Barang buktinya itu 'kan yang ditembok itu vandalisme," kata Erlangga dikutip Liputan6.com, Senin (13/4/2020).
Erlangga menuturkan, tak ada kaitannya isi buku tersebut dengan tindakan vandalisme yang dilakukan ketiga tersangka.
"Yak gak ada, hanya barang yang diamankan," ungkapnya.
Setelah menjadi perbincangan seru warganet di media sosial, unggahan @humaspoldajabar itu pun telah dihapuskan.
Selain memampangkan buku Tere Liye, dalam gambar tersebut polisi juga menunjukkan buku "Coret-coret Di Toilet" karya Eka Kurniawan.
Di samping juga bukan fenomenal "Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat" tulisan Mark Manson. Buku dengan tajuk "Syekh Siti Jenar Sang Kontroversial" karya Susatyo B. Wibowo juga turut dipamerkan dalam kesempatan tersebut.*