Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berpotensi diperpanjang, jika kasus positif Covid-19 dan varian barunya terus meningkat.
Hal itu dikemukakan Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri, Dendi, dalam siaran pernya, Kamis (8/7/2021).
Ia mengatakan, PPKM Darurat hingga 20 Juli 2021 kemungkinan besar efektif menurunkan mobilitas masyarakat. Namun, tidak menjamin angka penurunan kasus positif Covid-19 akan menurun.
Berkaca dari pengalaman kenaikan kasus Covid-19 pada bulan Januari 2021, kata Dendi dibutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk bisa menurunkan kasus Covid-19 ke level 'normal' 5.000 hingga 6.000 kasus per hari.
"Lebih dari itu, penerapan PPKM Darurat ini kemungkinan besar diperpanjang jika tidak terjadi penurunan kasus positif harian Covid-19 secara signifikan," jelas dikutip CNBC.
Usulan PPMK Darurat Diperpanjang
Wacana perpanjangan PPKM Darurat juga dikemukakan Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Surya Darmawan.
Diberitakan
Medcom, Ede mengusulkan PPKM Darurat diperpanjang hingga dua minggu berikutnya. Alasannya, kasus di Jakarta terus pecahkan rekor setiap hari.
"Saya di PPKM Darurat tahap satu ini harus mengatakan, tidak cukup PPKM Darurat dilaksanakan hanya dalam 2 pekan, dalam 1 periode masa inkubasi virus. Idealnya terus dilanjutkan. Karena satu sisi, penemuan kasus harus ditingkatkan dan masih ada potensial kasus tertular. Idealnya 2x2 pekan pelaksanaan PPKM Darurat ini," ujar Ede, Jumat (9/7/2021).
Ede mengatakan, setidaknya ada tiga faktor yang menjadi alasan agar PPKM Darurat diperpanjang.
Pertama, penerapan 3M (Memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) di masyarakat ini tidak berjalan baik.
"Sangat disayangkan, masayarkat masih abai menjaga jarak, memakai masker, dan mobilitas masih terjadi. Yang harus dipahamkan adalah kita sekarang ini dalam kondisi bahwa semua orang di sekitar berpotensi covid," tuturnya.
Kedua, masyarakat DKI Jakarta dihadapkan dengan varian Delta. Varian ini berbeda dengan virus lama. Ada dugaan bila dua orang bertemu barang semenit saja tanpa masker bisa menular.
Ketiga, ketidak-konsistenan testing dari pemerintah. Ede mengevaluasi, sejauh ini testing di Jakarta baru sebesar 25-30% untuk PCR, dan 10-15% untuk antigen dibanding presentase nasional. Padahal, angka positivity rate DKI Jakarta justri menempati rekor tertinggi, yaitu hingga hari ini sebanyak 100 ribu orang.
Beredar juga HOAX yang menyebutkan PPKM Darurat diperpanjang hingga 17 Agustus 2021. Sebuah sumber menyebutkan, HOAX itu tidak sepenuhnya informasi palsu, karena memang ada wacana di pemerintah pusat untuk memperpanjang PPKM Darurat hingga Agustus 2021.*