Sarjana Susah Mencari Kerja Akibat Kompetensi dan Pengalaman

Sarjana susah mencari kerja akibat kompetensi dan pengalaman. Pengamat menyarankan dunia kampus berkolaborasi dengan dunia usaha dan industri

Sarjana Susah Mencari Kerja Akibat Kompetensi dan Pengalaman

Sarjana atau lulusan perguruan tinggi sulit mendapatkan pekerjaan akibat tidak memiliki kompetensi dan pengalaman. Kendala lain sarja sulit mendapatkan pekerjaan adalah masalah gaji yang di bawah standar.

Laporan khusus CNN Indonesia yang dipublikasikan Jumat, 28 Oktober 2022,  mengungkapkan kembali fakta sarjana susah mencari kerja dan penyebab terjadinya "pengangguran intelektual" ini. 

Penyebab sarjana susah mencari kerja dan menganggur terutama kualifikasi mereka tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, baik ketidaksesuaian skill (keterampilan), pengalaman, maupun ketidakcocokan gaji.

Sarjana yang baru lulus (fresh graduate) kalah bersaing dengan yang berpengalaman. Sarjana juga kalah bersaing dengan lulusan SMA/SMK yang siap digaji rendah.

Lulusan perguruan tinggi ternama pun tidak punya jaminan mudah mendapatkan pekerjaan. 

Ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) Teuku Riefky, menuturkan, banyak sarjana susah mencari kerja karena kompetensi atau kualifikasinya tidak sesuai dengan kebutuhan pasar. 

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal memandang sebenarnya sektor potensial bagi sarjana muda adalah yang sesuai dengan pendidikannya.

Faisal menyimpulkan, faktor yang menentukan adalah kualitas para sarjana muda setelah mereka lulus. Jika kemampuan yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan pasar, maka hal itu akan mempermudah jalan mereka.

"Walaupun mereka misal lulusan information technology (IT), tapi tidak sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan atau ada skill-skill yang kurang, ya tetap saja susah untuk diserap," imbuhnya.

Peneliti Makroekonomi LPEM UI Teuku Riefky ikut memberikan solusi agar permasalahan ketenagakerjaan di kalangan sarjana bisa teratasi. 

Menurutnya, perlu ada perluasan sektor pasar tenaga kerja serta pemenuhan kualitas dan skill yang dibutuhkan dari sang pencari kerja.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Riefky mengatakan perlu kolaborasi lebih dekat antara universitas alias dunia pendidikan dengan dunia usaha dan industri. (CNN)

Previous Post Next Post