Permainan lato-lato mulai meresahkan. Suara berisik dari suara latto-latto sudah mulai dikeluhkan masyarakat biasa hingga kalangan dokter di rumah sakit.
Sekolah juga mulai melarang siswanya membawa lato-lato ke sekolah. Jamaah shalat berjamaah di masjid juga mulai merasa terganggu dengan anak-anak yang memainkan lato-lato saat shalat berlangsung.
Selain menimbulkan polusi suara, lato-lato juga bisa melukai penggunanya. Diberitakan Kompas, permainan yang pernah populer di awal tahun 1980-an ini terdiri dari dua bandulan pendulum yang disambungkan seutas tali.
Cara memainkannya adalah dengan membenturkan kedua bandulan tersebut. Setiap dimainkan, latto-latto akan mengeluarkan bunyi "tek-tek-tek-tek" setiap kedua bandulan berbenturan.
Makin menjamurnya latto-latto di setiap sudut wilayah di Tanah Air membuat warga mulai resah akibat mendengar suara latto-latto yang tak mengenal waktu.
Sejumlah pihak mulai ada yang merasa terganggu dan menganggap permainan ini menyebabkan polusi suara. Penulis yang juga dokter spesialis mata, Hamzah Ferdiva, membagikan keresahannya terhadap permainan latto-latto melalui media sosial Twitter.
Ia merasa terganggu dengan suara latto-latto saat sedang melakukan praktik di rumah sakit.
"Bapak ibu yang berobat ke rumah sakit, tolong anaknya jangan bawa latto latto ya. Dokternya lagi jelasin ke pasien. TEK.. TEK.. TEK.. TEK... kedengeran sampe ke dalam poli. Bikin naik darah," tulisnya dalam Twitter.
Anak kecil yang memainkan latto-latto diharapkan selalu berada di bawah pengawasan orang tua. Karena jika tidak dimainkan dengan hati-hati, latto-latto bisa membahayakan.
Tercatat, anak usia 8 tahun di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat harus menjalani operasi mata usai bermain latto-latto. Anak berinisial AN itu pulang ke rumah dengan mata merah selepas bermain latto-latto di rumah temannya.
"Waktu itu AN lagi main latto-latto di rumah temannya, terus setelah pulang saya lihat matanya sudah merah," kata ayah korban, AJ, dikutip dari TribunPontianak.com, Sabtu (7/1/2023)
"Akhirnya dia cerita. Jadi pada saat main, latto-lattonya pecah terus serpihannya tertancap di matanya,” lanjut AJ.
Usai mengetahui penyebab mata anaknya terluka, AJ beserta anggota keluarga lainnya segera membawa AN ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis.
Walau belum ada catatan kecelakaan yang dialami pemain latto-latto di wilayah Jabodetabek, masyarakat perlu waspada dan tahu waktu setiap memainkan ini.
Selain berpotensi membahayakan diri dan orang lain, jika tidak dimainkan dengan hati-hati, suara latto-latto yang dimainkan di sembarang tempat dan sembarang waktu bisa mengganggu kenyamanan orang lain.*