Belakangan ini banyak konten di media sosial yang menampilkan orang berbagi sambil direkam video. Konten berbagi yang sengaja direkam ini disebut juga dengan istilah "tangan kanan memberi tangan kiri selfie".
Konten donasi menuai pro dan kontra dari warganet. Ada warganet yang nyinyir mempertanyakan kenapa donasi sambil direkam, namun tak sedikit juga yang memuji aksi tersebut karena bisa jadi pengingat untuk peduli sesama.
Psikolog Meity Arianty, STP., M.Psi mengatakan pada dasarnya konten berbagi bisa memberikan inspirasi bagi sesama.
"Ini hal yang sangat bagus menurut saya, karena saat ini oknum pejabat yang seharusnya memberi dan berbagi ke masyarakat, malah tega mengambil hak rakyat, sehingga masyarakat membuat konten seperti itu untuk menyadarkan semua orang bahwa kita sesama manusia harus saling berbagi," kata Mei.
Ia mengatakan, konten berbagi kepada sesama akan lebih mudah diterima dan masuk ke hati masyarakat. Sebab masyarakat Indonesia sangat sensitif jika melihat kesedihan di depan mata. Karena pada dasarnya karakter masyarakat Indonesia murah hati dan senang berbagi.
Sudah banyak di media sosial seseorang memberikan sedekah atau bantuan, lalu sengaja direkam, kemudian diunggah ke media sosial. Menurut Mei, makna di balik konten tersebut kembali lagi kepada si pengunggah konten.
Jika yang bersangkutan melakukan hal tersebut untuk mengajak atau mendorong orang lain di luar sana untuk melakukan kebaikan yang sama, maka tidak ada masalah.
" Jadi bagus kan mengajak berbuat baik. Karena pahala setiap orang adalah urusan Tuhan. Kamu tidak usah menghakimi orang lain apalagi menyangkut keikhlasan. Karena ikhlas atau tidak hanya dirinya dan Tuhan yang tahu," tutur Mei.
Saat kamu ingin mengajak orang lain berbuat kebaikan yang sama dengan yang kamu lakukan. Ini hanya masalah cara saja, yang terpenting adalah niatnya berbagi.
Dampak Positif dan Negatif Konten Berbagi
Secara psikologis, konten berbagi tersebut menurut Mei memberikan dampak positif. "Konten yang memperlihatkan perilaku altruisme (sikap memperhatikan orang lain). Lebih banyak memberi dampak positif karena dengan melihat konten itu kebanyakan orang akan terenyuh, sedih dan ber-empati," lanjut Mei.
Sehingga konten tersebut dapat menggugah orang lain untuk melakukan hal yang sama. Dan mungkin ada orang yang belum melihat bahwa banyak orang di luar sana yang kurang beruntung.
Mengenai netizen yang nyinyir dengan konten berbagi, menurut Mei, bisa jadi orang tersebut memiliki persepsi berbeda. "Bisa jadi karena dia tidak paham, beda persepsi atau dia pernah terluka. Jadi maklumi saja dan fokus pada niat dan tujuan baiknya," lanjutnya lagi.
Jika kamu ingin membuat konten berbagi kepada sesama, Mei menegaskan lakukanlah dengan hati yang tulus. Fokus pada niat yang baik.
"Buat netizen, belajar melihat hal baik dan positif dari konten yang kamu lihat. Jika kamu tidak suka atau tidak setuju minimal kamu tidak memberikan kebencian atau berkomentar negatif," pungkas Mei dikutip Wolipop.