FIFA menolak usulan ban kapten anti-Islamophobia dalam pertandingan sepak bola. Selama ini FIFA mengizinkan ban kapten no-rasis dan bahkan mengizinkan ban kapten pelangi pro-LGBT.
Seorang pejabat senior Qatar mengungkapkan, beberapa negara Muslim sedang berdiskusi mengenakan ban lengan (armband) tentang meningkatkan kesadaran Islamofobia. Namun, hal yang baru sebatas saran itu sudah ditolak oleh FIFA.
Desain ban lengan yang disarankan, diungkapkan oleh Sky News, menampilkan kata-kata “Tidak ada tempat untuk Islamofobia” dan pola selendang Palestina (kefiyeh).
Pemain Kapten dari beberapa negara mayoritas Muslim, termasuk Arab Saudi dan Maroko, berencana mengenakan pita itu.
"Sebelum dimulainya turnamen, Qatar, dan beberapa tim mayoritas Muslim lainnya, sedang dalam diskusi lanjutan mengenai apakah para pemain dapat mengenakan ban lengan untuk meningkatkan kesadaran akan gerakan Islamofobia yang berkembang," kata pejabat senior Qatar, kepada Sky News, Jumat (9/12/2022).
Ketika proposal ban kapten itu akhirnya didiskusikan dengan FIFA, mereka diberitahu itu melanggar peraturan FIFA dan tidak akan diizinkan.
"Sebelum dimulainya turnamen, Qatar, dan beberapa tim mayoritas Muslim lainnya, sedang dalam diskusi lanjutan mengenai apakah para pemain dapat mengenakan ban lengan untuk meningkatkan kesadaran akan gerakan Islamofobia yang berkembang," kata pejabat senior Qatar, kepada Sky News, Jumat (9/12/2022).
Ketika proposal ban kapten itu akhirnya didiskusikan dengan FIFA, mereka diberitahu itu melanggar peraturan FIFA dan tidak akan diizinkan.
“Tim menerima keputusan tersebut tetapi kecewa karena masalah penting seperti ini, yang berdampak negatif terhadap jutaan Muslim di seluruh dunia, tidak diberikan platform selama Piala Dunia pertama yang diselenggarakan di wilayah mayoritas Muslim,” kata pejabat itu.
Usulan itu dipuji karena menyoroti sentimen anti-Muslim yang berkembang di seluruh dunia. (ROL)
Usulan itu dipuji karena menyoroti sentimen anti-Muslim yang berkembang di seluruh dunia. (ROL)